SATUAN ACARA PENYULUHAN
A.
IDENTITAS
Topik :Imunisasi
Sub pokok bahasan :Imunisasi TT (Tetanus toxoid)
pada kehamilan
Penyuluh :Mahendraty
noviani ardy
Waktu : 40 menit
Sasaran :Ibu hamil
dan keluarga
Karakteristik :Ibu hamil
Tempat : Ruang
pertemuan
Jumlah orang : 30 orang
B.
TUJUAN
INSTRUKSIONAL
1.
Tujuan
Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta
dapat memahami pentingnya imunisasi TT.
2.
Tujuan
Khusus
1.
Menjelaskan pengertian dan manfaat dari imunisasi TT
2. Diharapkan
ibu dapat memahami pentingnya imunisasi TT, manfaat imunisasi TT, jumlah dosis
imunisasi TT, efek samping imunisasi TT, serta mengetahui tempat pelayanan
untuk mendapatkan imunisasi TT.
C.
MATERI
1.
Definisi imunisasi TT
2.
Manfaat Imunisasi TT
3.
Jumlah dosis imunisasi
TT
4.
Efek sampingimunisasi
TT
5.
Tempat pelayaanan untuk
mendapatkan imunisasi TT
D. METODE
Ceramah
dan tanya jawab
E. MEDIA
Leaflet,
flip chart
F.
KEGIATAN
PENYULUHAN
NO
|
Materi
|
Kegiatan
|
1
|
Pembukaan
( 2 menit )
|
1. Membuka
pertemuan dengan mengucapkan salam
2. Memperkenalkan
diri sendiri
3. Menjelaskan
tujuan umum dan tujuan khusus pertemuan kali ini
4. Menyampaikan
waktu / kontrak waktu yang akan digunakan dan mendiskusikan
5. Memberikan
sedikit gambaran mengenai informasi yang akan disampaikan pada hari ini
|
2
|
Pelaksanaan
(5 menit )
|
1.
Menjelaskan definisi imunisasi
TT, manfaat imunisasi TT, Jumlah dan dosis imunisasi TT, Efek samping
imunisasi TT, Tempat
pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT
2.
Menyimpulkan seluruh materi yang telah diberikan
|
3
|
Evaluasi
(1 menit )
|
1. Membuka
sesi tanya jawab kepada peserta
2. Peserta
dapat mengulang kembali apa yang telah dijelaskan tadi
|
Penutup
(2menit )
|
Mengakhiri
pertemuan
1. Pembicaraan
mengucapkan terima kasihatas perhatian peserta
2. Mengucapkan
salam penutup
|
IMUNISASI TT (TETENUS
TOXOID) PADA KEHAMILAN
I.
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut diciptakanlah Visi Indonesia Sehat 2010, yang
merupakan cerminan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia dengan ditandai
oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku, dan dalam lingkungan sehat, serta memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan
merata, di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,2005:1).
Permasalahan utama yang dihadapi adalah rendahnya kualitas kesehatan penduduk yang antara lain ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi, anak balita, dan ibu maternal, serta tingginya proporsi balita yang menderita gizi kurang; masih tingginya angka kematian akibat beberapa penyakit menular serta kecenderungan semakin meningkatnya penyakit tidak menular; kesenjangan kualitas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu antar wilayah/daerah, gender, dan antar kelompok status sosial ekonomi; belum memadainya jumlah, penyebaran, komposisi, dan mutu tenaga kesehatan; serta terbatasnya sumber pembiayaan kesehatan dan belum optimalnya alokasi pembiayaan kesehatan. Upaya pemerintah yang nyata guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat salah satunya difokuskan pada program kesehatan ibu dan anak di setiap layanan kesehatan. Program kesehatan ibu dan anak yang telah dilaksanakan selama ini bertujuan untuk meningkatkan status derajat kesehatan ibu dan anak serta menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Untuk itu diperlukan upaya pengelolaan program kesehatan ibu dan anak yang bertujuan untuk memanfaatkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara efektif dan efisien. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini masih memprihatinkan, antara lain ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2007, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menunjukkan angka yang masih tinggi yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup, dan menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan angka 248 per 100.000 kelahiran hidup. Di Provinsi Jawa Barat tahun 2007 Angka Kematian Ibu maternal menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu mencapai 98 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan Angka Kematian Bayi sedikitnya mencapai 38 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu maternal pada tahun 2008 di Kabupaten
sebesar 131 per 1000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus kematian bayi mencapai
106 per 1000 kelahiran hidup.
Tingginya angka kematian di Indonesia salah satunya diakibatkan tetanus neonatorum. Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (CFR) 56% (Depkes RI, 2003). Angka ini sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya. Hal ini diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun secara keseluruhan CFR masih tetap tinggi. Penanganan Tetanus Neonatorum memang tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah usaha pencegahan, yaitu Pertolongan Persalinan yang higienis ditunjang dengan Imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil.
Tingginya angka kematian di Indonesia salah satunya diakibatkan tetanus neonatorum. Jumlah kasus Tetanus Neonatorum pada tahun 2003 sebanyak 175 kasus dengan angka kematian (CFR) 56% (Depkes RI, 2003). Angka ini sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya. Hal ini diduga karena meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Namun secara keseluruhan CFR masih tetap tinggi. Penanganan Tetanus Neonatorum memang tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah usaha pencegahan, yaitu Pertolongan Persalinan yang higienis ditunjang dengan Imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil.
II.
MATERI
PENYULUHAN
1.
Definisi
Imunisasi TT
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah
proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi
tetanus (Idanati, 2005).Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman tetanus yang telah
dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).
Penyakit
tetanus adalahpenyakit yang disebabkanolehracunkumanClostridium tetani.Penyakitinisangatberbahaya,
karenadapatmenimbulkankejangdankegagalanpernapasan, yang berujungpadakematian.
Padadasarnyasiapasajadapatterkenapenyakit
tetanus.Tetapi yang paling rentanadalahbayibarulahirdanibu yang
melahirkan.Olehkarenaitu, kelompokinimenjadiperhatianutamapencegahanpenyakit
tetanus.Pencegahan tetanus padaibudanbayidilakukandenganmengimunisasiibu yang
sedanghamil.
2. Manfaat imunisasi TT ibu hamil
1. Melindungi
bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000).
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi
berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman
yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin
dkk, 2001)
2. Melindungi
ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000). Kedua manfaat tersebut adalah cara
untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu
eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004)
3. Jumlah dan dosis pemberian imunisasi
TT untuk ibu hamil
Imunisasi TT untuk ibu hamil
diberikan 2 kali (BKKBN, 2005; Saifuddin dkk, 2001), dengan dosis 0,5 cc di
injeksikan intramuskuler/subkutan dalam (Depkes RI, 2000).
- Umur kehamilan mendapat imunisasi TT
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum
kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005). TT1
dapat diberikan sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada
kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).
Antigen
|
Interval
(selang waktu
minimal)
|
Lama
perlindungan
|
% perlindungan
|
TT1
|
Pada kunjungan
antenatal pertama
|
-
|
-
|
TT2
|
4 minggu setelah TT1
|
3 tahun
|
80
|
TT3
|
6 bulan setelah TT2
|
5 tahun
|
95
|
TT4
|
1 tahun setelah TT3
|
10 tahun
|
99
|
TT5
|
1 tahun setelah TT4
|
25 tahun/
Seumur hidup
|
99
|
4. Efek samping imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti
nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes RI, 2000). TT
adalah antigen yang sangat aman dan juga aman untuk wanita hamil. Tidak ada
bahaya bagi janin apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT (Saifuddin dkk,
2001).
Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan
sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Depkes RI, 2000).
5. Tempat pelayanan untuk mendapatkan
imunisasi TT
a.
Puskesmas
b.
Rumah sakit
c.
Rumah bersalin
d.
Polindes
e.
Posyandu
f.
Rumah sakit swasta
g.
Dokter praktik, dan
h.
Bidan praktik (Depkes RI, 2004).
III.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk
membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin Tetanus
yaitu toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
Manfaat imunisasi TT ibu hamil adalah melindungi bayinya yang baru lahir dari
tetanus neonatorum, melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc di
injeksikan intramuskuler/subkutan dalam. Imunisasi TT sebaiknya diberikan
sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. Biasanya
hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada
tempat suntikan.Tempat pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT antara lain:
Puskesmas, Rumah sakit, Rumah bersalin, Polindes, Posyandu, Rumah sakit swasta,
Dokter praktik, dan, Bidan praktik.
Setelah
memahami dengan jelas imunisasi TT, maka diharapkan para ibu hamil, untuk
melaksanakan Imunisasi TT, agar bayi yang dilahirkan tidak terkena penyakit
Tetanus.
IV.
EVALUASI
1. Pertanyaaan
Apakah yang
dimaksud imunisasi TT ?
Jawaban
Imunisasi
Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya
pencegahan terhadap infeksi tetanus
2. Pertanyaaan
Dimana
didapat tempat pelayanan imunisasi TT ?
Jawaban
Tempat
pelayanan untuk mendapatkan imunisasi TT antara lain:
Puskesmas,
Rumah sakit, Rumah bersalin, Polindes, Posyandu, Rumah sakit swasta, Dokter
praktik, dan, Bidan praktik.